A. PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER
Pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna
membangun karakter pribadi dan/ kelompok yang unik baik sebagai warga negara .
hal itu diharapkan mampu memberikan kontribusi optimal dalam mewujudkan
masyarakat yang berketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab,
berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, berkeadilan social bagi seluruh
rakyat Indonesia.
B.
TUJUAN, FUNGSI
DAN MEDIA PENDIDIKAN KARAKTER
1. Tujuan
Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk
bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,
bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
2. Fungsi
Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter berfungsi dalam :
a. Mengembangkan
potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik dan berperilaku baik.
b. Memperkuat
dan membangun perilaku bangsa yang multikultur
c. Meningkatkan
peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.
3. Media Pendidikan
Karakter
Pendidikan karakter dilakukan
melalui berbagai media yang mencakup:
F Keluarga
F Satuan pendidikan
F Masyarakat sipil dan politik
F Pemerintah
F Dunia usaha
F Media massa
Meskipun telah terdapat 18
nilai pembentuk karakter bangsa, namun satuan pednidikan dapat menentukan
prioritas pengembangannya dengan cara melanjutkan nilai prakondisi yang
diperkuat dengan beberapa nilai yang diprioritaskan dari 18 nilai diatas. Dalam
implementasinya jumlah dan jenis karakter yang dipilih tentu akan dapat berbeda
antara satu daerah atau sekolah yang satu dengan yang lain.
Hal itu tergantung pada
kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-masing. Diantara berbagai nilai
yang dikembangkan, dalam pelaksanaannya dapat dimulai dari nilai yang esensial,
sederhana dan mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah/ Wilayah,
yakni bersih, rapi, nyaman, disiplin, sopan dan santun.
C. PERANAN
PENTING PENDIDIKAN KARAKTER BAGI PEMBANGUNAN BANGSA
Di Indonesia pelaksanaan pendidikan
karakter saat ini memang dirasakan mendesak. Gambaran situasi masyarakat bahkan
situasi dunia pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok pengarusutamaan (mainstreaming)
implementasi pendidikan karakter di Indonesia. Pendidikan karakter di Indonesia
dirasakan sangat
perlu pengembangannya bila mengingat makin meningkatnya tawuran antar pelajar, serta bentuk-bentuk
kenakalan remaja lainnya terutama dikota-kota besar pemerasan/kekerasan (bullying), kecenderungan dominasi senior terhadap
junior, fenomena suporter bonex, penggunaan narkoba, dan lain-lain. Sebagai
bangsa, agaknya kita masih saja mengidap Inferiority
complex, terbukti masih suka melahap tanpa seleksi segala produk-produk dan
budaya asing. Parahnya, media massa juga lupa akan kewajibannya untuk ikut
mencerdaskan bangsa dan memotivasi kepada budaya bangsa. Sementara itu, dalam
dunia pendidikan kasus bertindak curang (cheating)
baik berupa tindakan mencontek, mencontoh pekerjaan teman, atau mencontoh
dari buku pelajaran seolah-olah merupakan kejadian sehari-hari.
Terkait dengan itu perlu ditegaskan
bahwa korupsi bukan hanya soal mencuri uang Negara. Seorang akademikus yang
melakukan plagiat atau seorang siswa yang mencontek tidaklah mencuri uang
Negara, tetapi plagiat dan mencontek adalah indentik dengan korupsi. Disini lah
mengapa pendidikan berbasis karakter dengan segala dimensi dan variasinya
menjadi penting dan mutlak. Karakter yang ingin kita bangun bukan hanya
karakter berbasis kemuliaan diri semata,
tetapi secara bersamaan membangun karakter kemulian sebagai bangsa. Karakter
yang ingin kita bangun bukan hanya kesantunan, tetapi secara bersamaan kita
bangun karakter yang mampu menumbuhkan kepenasaranan intelektual sebagai modal
untuk membangun kreatifitas dan daya inovasi.
Berkaitan
dengan dirasakan semakin mendesaknya implementasi pendidikan karakter di
Indonesia tersebut, Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan Nasional dalam pulbikasinya berjudul Pedoman Pelaksanaan
Pendidikan Karakter (2011) menyatakan bahwa pendidikan karakter pada intinya
bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis,
berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Dalam
publikasi Pusat Kurikulum tersebut dinyatakan bahwa pendidikan karakter berfungsi
:
1. Mengembangkan
potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik;
2. Memperkuat
dan membangun prilaku bangsa yang multikultur;
3. Meningkatkan
peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.
Dalam kaitan itu telah diidentifikasi
sejumlah nilai pembentuk karakter yang merupakan hasil kajian empirik pusat kurikulum. Nilai-nilai yang
bersumber dari agama, pancasila,budaya, dan tujuan pendidikan nasional tersebut
adalah:
1. Religius
2. Jujur
3. Toleransi
4. Disiplin
5. Kerja
keras
6. Kreatif
7. Mandiri
8. Demokratis
9. Rasa
ingin tahu
10. Semangat
kebangsaan
11. Cinta
tanah air
12. Menghargai
prestasi
13. Bersahabat/
komunikatif
14. Cinta
damai
15. Gemar
membaca
16. Peduli
lingkungan
17. Peduli
sosial
18. Tanggungjawab
Pendapat Lickona tentang perlunya pelaksanaan pendidikan karakter di
Amerika Serikat yaitu :
a.
Merupakan
kebutuhan yang jelas dan mendesak
b.
Sejak
dulu sampaisekarang penyebaran nilai-nilai menjadi tugas peradaban
c.
Peranan
sekolahsebagai pendidikan moral menjadilebih vital karena jutaan anak-anak
hanya mendapat tuntunan moral sekadarnya
dari para orang tuanya sementara itu, pusat-pusat pengaruh pembimbingan moral
seperti gereja atau kuil, juga absen dalam kehidupan mereka.
d.
Bahkan
dalam masyarakat yang penuh dengan konflik, selalu ada pemahaman etika secara
umum.
e.
Demokrasi
secara khusus memerlukan pendidikan moral
f.
Tidak
ada suatu pendidikan yang bebas nilai
g.
Pertanyaan-pertanyaan
tentang moral adalah satu pertanyaan besar yang dihadapi oleh setiap orang dan
juga umat manusia.
h.
Telah
hadir dukungan yang semakin besar dan berbasis luas terhadap pelaksanaan
pendidikan moral di sekolah-sekolah.
Schwartz (2008) dalam suatu pertanyaan retorik
menyampaikan : mengapa pendidikan karakter di perlukan? Menjawabnya dengan
penjelasan bahwa pendidikan karakter terbukti membantu menciptakan perasaan
sebagai anggota komunitas di sekolah.
Schwartz lebih lanjut memberikan penjelasan sebagai berikut :
·
Pendidikan karakter membantu para siswa mencapai sukses
baik di sekolah maupun dalam kehidupan
·
Pendidikan
karakter membantu para siswa siap merespon berbagai tantangan kehidupan
·
Pendidikan
karakter membantu meningkatkan perilaku prososial dan menurunkan sikap dan
perilaku negative para siswa
·
Orang-orang
(dalam hal ini seluruh warga sekolah) yang berkata bahwa mereka peduli terhadap
nilai-nilai, ternyata lebih senang bertindak berlandaskan nilai-nilai tersebut
·
Pendidikan
karakter menjadikan pengajaran berlangsung lebih mudah dan belajar berlangsung
lebih efisien.
Ada tiga prinsip pokok pengembangan pendidikan
karakter di Kanada (Berkowitz, 2008). Pertama, satu-satunya cara untuk
membangun dunia yang lebih bermoral adalah dengan menciptakan manusia yang
lebih bermoral. Kedua, pentingnya perwujudan kata pepatah yang mengatakan “
perilaku anak adalah satu-satunya bahan pertanggungjawaban yang dapat diminta
kepada orang tua (dewasa). Ketiga, sekolah memiliki peranan dan pengaruh yang
kuat dan ekstensif terhadap para muda karena mereka menghabiskan sebagian besar
waktunya bertahun-tahun, sejak masih anak-anak sampai dewasa di sekolah.
Dalam konteks ini pendidikan karakter di Kanada
menitikberatkan pengembangan nilai-nilai atau atribut yang meliputi:
1)
Rasa
hormat pada diri sendiri, oranglain dan pada dunia tempat kita berdiam,
2)
Tanggungjawab
3)
Suatu
orientasi, serta kapasitas untuk bertindak jujur dan adil,
4)
Kepedulian
terhadap kesejahteraan oranglain
5)
Suatu
komitmen untuk bertindak jujur dan adanya tujuan yang transparan,
6)
Dedikasi
terhadap demokrasi, baik dalam politik maupun kehidupan sehari-hari.
D.
DAMPAK
PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER YANG
EFEKTIF
a. Perbaikan
iklim sekolah termasuk iklim pembelajaran
b. Para
siswa dan para staf menganggap sekolah sebagai tempat yang peduli, aman dan
cocok bagi anak-anak.
c. Para
siswa berperilaku lebih santun dan pantas, serta prososial
d. Tindakan-tindakan
yang keliru dan tidak terpuji seperti penggunaan narkoba serta kekerasan
menurun secara drastic
e. Motivasi
akademik serta skor prestasi siswa naik secara signifikan termasuk perolehan
skor pada tes standar
f. Para
siswa meningkatkan keterampilan mereka dalam pemecahan masalah serta secara menakjubkan mampu mengembangkan
kompetensi emosionalnya (termasuk aspek-aspek yang terkait kecerdasan social
dan kecerdasan emosional).
E. IMPLEMENTASI
PENDIDIKAN KARAKTER DI INDONESIA
Menurut Kementerian
Pendidikan Nasional pendidikan karakter terus meliputi dan berlangsung pada:
1. Pendidikan
formal
Pendidikan karakter
pada pendidikan formal berlangsung pada lembaga pendidikan TK/RA, SD/MI,
SMP/MTS, SMA/MA, SMA/MAK dan Perguruan Tinggi melalui pembelajaran, kegiatan
kokurikuler dan atau ekstra-kurikuler penciptaan budaya satuan pendidikam, dan
pembiasaan. Sasaran pada pendidikan formal adalah peserta didik, pendidik, dan
tenaga kependidikan.
2. Pendidikan
Nonformal
Dalam
pendidikan nonformal pendidikan karakter berlangsung pada lembaga kursus,
pendidikan kesetaraan, pendidikan keaksaraan, dan lembaga pendidikan nonformal
lain melalui pembelajaran, kegiatan kokurikuler dan atau ekstra-kurikuler,
penciptaan budaya lembaga, dan pembiasaan.
3.
Pendidikan Informal
Dalam pendidikan
informal pendidikan karakter berlangung dalam keluarga yang dilakukan oleh
orang tua dan orang dewasa didalam keluarga terhadap anak-anak yang menjadi
tanggung jawabnya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna
membangun karakter pribadi dan/ kelompok yang unik baik sebagai warga Negara. Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan Nasional dalam pulbikasinya berjudul Pedoman Pelaksanaan
Pendidikan Karakter (2011) menyatakan bahwa pendidikan karakter pada intinya
bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis,
berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Pendidikan karakter membantu
para siswa siap merespon berbagai tantangan kehidupan, Pendidikan karakter
membantu meningkatkan perilaku prososial dan menurunkan sikap dan perilaku
negative para siswa, Orang-orang (dalam hal ini seluruh warga sekolah) yang
berkata bahwa mereka peduli terhadap nilai-nilai, ternyata lebih senang
bertindak berlandaskan nilai-nilai tersebut, Pendidikan karakter menjadikan
pengajaran berlangsung lebih mudah dan belajar berlangsung lebih efisien.
B.
SARAN
Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan
pembangunan karakter (character building) karena character building inilah yang
akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju, dan jaya serta
bermartabat
0 komentar:
Posting Komentar