A.
LATAR BELAKANG BIMBINGAN DI SEKOLAH
1) Latar Belakang Sosio-Kultural
Sekolah tidak dapat melepaskan diri
dari situasi kehidupan masyarakat dan mempunyai tanggungjawab untuk membantu
para siswa baik sebagai pribadi maupun sebagai calon anggota masyarakat.
Sebagai suatu lembaga pendidikan formal, sekolah bertanggungjawab untuk
mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat dan
mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Siswa hendaknya dibantu,
agar apa yang mereka terima di sekolah dapat merupakan bekal untuk menjadi
anggota masyarakat yang mandiri dan mampu memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya. Dalam situasi inilah bimbingan akan terasa diperlukan sebagai
suatu bentuk bantuan kepada siswa.
2) Latar Belakang Pedagogis
Dengan adanya kebijaksanaan
pemerintah untuk menyempurnakan kurikulum menjadi kurikulum yang lebih sesuai
dengan tuntutan masyarakat, kemudian dikenal dengan “kurikulum 1984” maka
layanan bimbingan mempunyai fungsi dan peranan yang lebih besar. Untuk menuju
tercapainya pribadi yang berkembang maka kegiatan pendidikan hendaknya bersifat
menyeluruh yang tidak hanya berupa kegiatan instruksional (pengajaran), akan
tetapi meliputi kegiatan yang menjamin bahwa setiap anak didik secara pribadi
mendapat layanan sehingga akhirnya dapat berkembang secara optimal.
a. Perkembangan pendidikan
Sebagai suatu proses yang dinamis,pendidikan akan
senantiasa berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan yang
terjadi di lingkungan umumnya. Salah satu ciri dari perkembangan pendidikan
adalah adanya perubahan-perubahan dalam berbagai komponensistem pendidikan
seperti kurikulum, strategi belajar mengajar, alat bantu belajar, dan
sumber-sumber.
b. Peranan guru
9 Dalam hubungan dengan kegiatan pengajaran
dan administratif, seorang guru dapat berperan sebagai :
· Pengambilan inisiatif, pengarah dan
penilai kegiatan-kegiatan pendidikan.
· Wakil masyarakat, yang berarti
dalam lingkungan sekolah guru menjadi suatu masyarakat.
· Orang yang ahli dalam mata pelajaran.
· Penegak disiplin yaitu harus
menjaga agar tercapai suatu disiplin.
· Pelaksana administrasi pendidikan.
· Pemimpin generasi muda.
9 Dilihat dari segi dirinya sendiri
(self oriented), seorang guru harus berperan sebagai :
· Petugas sosial
· Pelajaran dan ilmuwan
· Orang tua
· Pencari teladan
· Pencari keamanan
9 Peranan guru dilihat secara
psikologis, guru dipandang sebagai :
· Ahli psikologi pendidikan
· Seniman dalam hubungan antarmanusia
· Pembentuk kelompok sebagai jalan
atau alat dalam pendidikan
· Catalycagent, yaitu seorang yang
mempunyai pengaruh dalam menimbulkan pembaharuan
· Petugas kesehatan mental
c. Guru sebagai direktur belajar
(director of learning)
Sebagai pembimbing dalam belajar, guru diharuskan mampu
untuk :
9 Mengenal dan memahami setiap siswa
baik secara individu maupun kelompok.
9 Memberikan informasi-informasi yang
diperlukan dlam proses belajar.
9 Memberikan kesempatan yang memadai
agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya.
9 Membantu setiap siswa dalam
mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya.
9 Menilai keberhasilan setiap langkah
kegiatan yang telah dilakukan.
3) Latar Belakang Psikologis
a) Masalah Perkembangan Individu
Proses perkembangan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik
dari dalam maupun dari luar. Dari dalam dipengaruhi oleh pembawaan dan
kematangan dan dari luar dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Perkembangan dapat
berhasil baik jika faktor-faktor tersebut dapat saling melengkapi.
b) Masalah perbedaan individu
Beberapa segi perbedaan individual yang perlu mendapat perhatian
ialah perbedaan dalam berikut ini :
Ø Kecerdasan
Ø Kecakapan
Ø Hasil belajar
Ø Bakat
Ø Sikap
Ø Kebiasaan
Ø Pengetahuan
Ø Kepribadian
Ø Cita-cita
Ø Kebutuhan
Ø Minat
Ø Pola-pola dan tempo perkembangan
Ø Ciri-ciri jasmaniah
Ø Latar belakang lingkungan
c) Masalah kebutuhan individu
Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu.
Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kebutuhannya.
Pemenuhan kebutuhan ini sifatnya mendasar bagi kelangsungan hidup individu itu
sendiri.
Beberapa diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus kita
perhatikan ialah berikut ini :
· Memperoleh kasih sayang
· Memperoleh harga diri
· Untuk memperoleh penghargaan yang
sama
· Ingin dikenal
· Memperoleh prestasi dan posisi
· Untuk dibutuhkan orang lain
· Merasa bagian kelompok
· Rasa aman dan perlindungan diri
· Untuk memperoleh kemerdekaan diri
d) Masalah penyesuaian diri dan
kelainan tingkah laku
Untuk dapat memenuhi kebutuhan ,
individu harus dapat menyesuaikan antara kebutuhan dengan segala kemungkinan
yang ada dalam lingkungan, disebut proses
penyesuaian diri. Individu harus menyesuaikan diri dengan berbagai
lingkungan baik lingkungan sekolah, rumah maupun masyarakat.
Proses penyesuaian diri ini banyak
sekali menimbulkan berbagai masalah terutama bagi diri individu sendiri. Jika
individu dapat berhasil memenuhi kebutuhannya sesuai dengan lingkungannya dan
tanpa menimbulkan gangguan atau kerugian bagi lingkungannya, hal itu disebut maladjusted atau penyesuaian yang baik.
Sebaliknya, apabila individu gagal dalam proses penyesuaian diri tersebut
disebut maladjusted atau salah suai.
e)
Masalah
belajar
Dalam
perbuatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri
maupun bagi pengajar. Beberapa masalah belajar, misalnya bagaimana menciptakan
kondisi yang baik agar perbuatan belajar berhasil, memilih metode dan alat-alat
yang tepat sesuai dengan jenis serta situasi belajar, membuat rencana belajar
bagi siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan siswa dan
penilaian hasil belajar, diagnosis
kesulitan belajar.
f)
Kesimpulan
Uraian di atas, menjelaskan bahwa
perlunya layanan bimbingan di sekolah adalah berlatar belakangkan tiga aspek
tersebut. Pertama, adalah aspek lingkungan, khususnya lingkungan sosial kultural,
secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi individu siswa sebagai
subjek didik, dan sekolah sebagai lembaga pendidikan. Aspek kedua, adalah
lembaganya itu sendiri yaitu pendidikan yang mempunyai tanggung jawab untuk
mengembangkan kepribadian subjek didik. Pendidikan yang baik adalah pendidikan
yang dilaksanakan secara tuntas baik dalam proses kegiatannya maupun tindak
dari para pelaksananya, yaitu guru sebagai pendidik. Aspek ketiga, adalah yang
menyangkut segi subjek didik sebagai pribadi yang unik, dinamik, dan
berkembang, memerlukan pendekatan dan bantuan yang khusus melalui layanan
bimbingan.
B.
PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI, DAN
PRINSIP BIMBINGAN DI SEKOLAH
1)
Pengertian Bimbingan di Sekolah
a)
Bimbingan
merupakan suatu proses yang berkelanjutan
Hal ini mengandung arti bahwa
kegiatan bimbingan bukan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara
kebetulan, insidental, sewaktu-waktu, tidak sengaja atau asal saja, melainkan
suatu kegiatan yang dilakukan dengan sistematis, sengaja, berencana, terus-menerus
dan terarah kepada tujuan.
b)
Bimbingan
merupakan proses membantu individu
Proses bimbingan merupakan kegiatan
yang bersifat kerja sama secara demokratis dan tidak otoriter dari pihak
pembimbing.
c)
Bantuan
yang diberikan ialah kepada individu yang memerlukannya di dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya.
d)
Bantuan
yang diberikan bertujuan agar individu dapat mengembangkan dirinya secara
optimal menjadi pribadi-pribadi yang mandiri.
e)
Mencapai
tujuan bimbingan
f)
Melaksanakan
usaha dengan berbagai media
g)
Pelaksanaan
bimbingan diperlukan personal yang memiliki keahlian
Dari uraian diatas dapat disimpulkan pengertian bimbingan
sebagai berikut :
“Bimbingan
merupakan suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari
pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman
diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai
tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan”.
Kemandirian yang menjadi tujuan
usaha bimbingan ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh
pribadi yang mandiri yaitu :
v Mengenal diri sendiri dan
lingkungannya sebagaimana adanya, meliputi kemampuan pengenalan terhadap
keadaan, potensi, kecendurungan serta kekuatan dan kelemahan diri sendiri seperti
apa adanya.
v Menerima diri sendiri dan
lingkungannya secara positif dan dinamik. Menuntut agar individu yang
bersangkutan bersikap positif dan dinamik terhadap kondisi objektif yang ada di lingkungannya.
v Mengambil keputusan. Menuntut
kemampuan individu untuk menetapkan satu pilihan dari berbagai kemungkinan yang
ada berdasarkan pertimbangan yang matang.
v Mengarahkan diri sendiri. Menuntut
kemampuan individu untuk mencapai dan menempuh jalan agar apa yang menjadi
kepentingan dirinya dapat terselenggarakan secara positif dan dinamik.
v Mewujudkan diri sendiri merupakan
kebulatan dan kemantapan dari perwujudan keseluruhan fungsi-fungsi tersebut
diatas.
2)
Tujuan Bimbingan di Sekolah
a. Tujuan umum
Tujuan umum dari pelayanan bimbingan dan konseling adalah
sama dengan tujuan pendidikan, sebagaimana dinyatakan dalam UU No.2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu terwujudnya manusia Indonesia
seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berbudi
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab, kemasyarakatan
dan kebangsaan.
b. Tujuan khusus
Agar siswa dapat memahami diri sendiri sehingga mampu
mengatasi masalah dan kesulitan yang dialami dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan, baik lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat selanjutnya
dapat menyalurkan potensi yang dimiliki
baik di dalam pendidikan maupun dunia kerja nantinya.
3)
Fungsi Bimbingan di Sekolah
a. Fungsi pengungkapan
Pembimbing mengadakan pendekatan pada siswa sehingga siswa
yang bermasalah tersebut mau menceritakan atau mengungkapkan masalahnya.
b. Fungsi penyalur
Bentuk kegiatan bimbingan dalam fungsi ini misalnya bantuan
dalam:
Ø Memperoleh jurusan yang tepat
Ø Menyusun program belajar
Ø Pengembangan bakat dan minat
Ø Perencanaan karier
c. Fungsi penyesuaian
Beberapa kegiatan bimbingan dalam fungsi ini, antara lain
sebagai berikut :
v Orientasi terhadap sekolah, untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai berbagai hal, antara lain kurikulum,
cara belajar, fasilitas, dan ketentuan akademik.
v Kegiatan-kegiatan kelompok untuk
memperoleh penyesuaian sosial yang lebih baik.
v Pengumpulan data siswa untuk
memperoleh pemahaman diri yang lebih baik sebagai penyesuaian diri terhadap
lingkungan.
v Penyuluhan perorangan untuk
mengarahkan siswa demi penyesuaian yang lebih baik terhadap lingkungan.
d. Fungsi pencegahan
Dengan membangkitkan dan menyadarkan siswa akan kekuatan
atau potensi yang dimiliki maka akan mencegah timbulnya hambatan atau gangguan
yang timbul dari dalam maupun dari luar diri siswa.
e. Fungsi pengembangan
Setiap siswa mempunyai potensi yang dapat dan harus
dikembangkan semaksimal mungkin. Sebagai contoh, seorang siswa di kelas suka
mencoret-coret buku pelajarannya dengan bermacam-macam gambar. Dan ternyata
dalam pelajaran kesenian menggambar siswa tersebut mendapat nilai bagus. Maka
untuk mengembangkan potensi tersebut , pembimbing menyarankan siswa mengikuti
sanggar lukis dan mengikutsertakan pada lomba lukis.
f. Fungsi perbaikan
Pada fungsi ini pembimbing bertujuan memberikan bantuan
agar siswa mengadakan perubahan yang sifatnya positif, yaitu memperbaiki dan
sekaligus meningkatkan yang selama ini dianggap kurang baik menjadi lebih baik.
4)
Prinsip-prinsip Bimbingan di
Sekolah
Dalam memberikan layanan bimbingan, pembimbing perlu
memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
a.
Prinsip
yang berkenaan dengan sasaran layanan
· Bimbingan diberikan kepada semua
siswa
· Bimbingan berurusan dengan pribadi
dan tingkah laku siswa yang unik dan dinamis
· Pemberian bimbingan memperhatikan
tahap dan perbedaan perkembangan siswa
b.
Prinsip
yang berkenaan dengan permasalahan individu
Ø Pemberian bimbingan yang menyangkut
masalah penyesuaian diri siswa terhadap lingkungan keluarga, sekolah dalam
kaitannya dengan kontak sosial maupun pekerjaan.
Ø Pemberian bimbingan yang menyangkut
masalah kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan.
c.
Prinsip
yang berkenaan dengan program layanan
v Program bimbingan merupakan bagian
integral dari upaya pendidikan dan pengembangan individu.
v Program bimbingan harus fleksibel,
disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga.
d.
Prinsip
yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan
· Keputusan yang diambil individu
adalah keputusannya sendiri sehingga individu mampu menghadapi permasalahan.
· Adanya kerja sama yang baik antara
guru pembimbing, guru-guru lain dan orangtua.
C.
PROGRAM
BIMBINGAN DI SEKOLAH
1)
Kedudukan Bimbingan dalam Pendidikan
Kegiatan
pendidikan pada umumnya sekurang-kurangnya, meliputi 3 daerah ruang lingkup.
Yaitu :
a. Bidang Instruksional dan kurikuler
Bidang
ini mempunyai tanggung jawab dalam kegiatan pengajaran yang bertujuan untuk
memberi pengetahuan, keterampilan dan sikap.
b.
Bidang
Administratif dan Kepemimpinan
Di
dalam bidang inilah letaknya tanggung jawab dan otoritas proses pendidikan yang
pada umumnya mencakup kegiatan-kegiatan, seperti perencanaan, organisasi,
pembiayaan, pembagian tugas staf personalia, perlengkapan-perlengkapan
(material), dan pengawasan (supervisi).
c.
Bidang Pembinaan
Siswa
Bidang
ini mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan agar siswa memperoleh
kesejahteraan lahir batin dalam proses pendidikan yang sedang ditempuhnya
sehingga mencapai tujuan.
2)
Ciri dan Lingkup Program Bimbingan di Sekolah
Program bimbingan yang direncanakan secara baik dan
terperinci memberikan banyak keuntungan, baik bagi siswa yang mendapat
bimbingan maupun bagi petugas yang menyelenggarakan, Program bimbingan semacam
itu :
F Memungkinkan para petugas menghemat waktu, usaha,
biayadengan menghindarkan kesalahan-kesalahan dan usaha coba-coba yang tidak
menguntungkan.
F Memungkinkan siswa untuk mendapat pelayanan
bimbingan secara seimbang dan menyeluruh, baik dalam hal kesempatan ataupun
dalam jenis pelayanan bimbingan yang diperlukannya.
F Memngkinkan setiap petugas mengetahui dan memahami
perannya masing-masing dan mengetahui bagaimana dan di mana mereka harus
melakukan upaya secara tepat.
F Memungkinkan para petugas untuk menghayati
pengalaman yang sangat berguna untuk kemajuannya sendiri dan untuk kepentingan
para siswa yang dibimbingnya.
a.
Ciri-ciri Program Bimbingan yang Baik
Program
bimbingan yang baik, yaitu program yang apabila dilaksanakan akan efisien dan
efektif, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
ð Program itu disusun dan dikembangkan berdasarkan
kebutuhan nyata dari para siswa sekolah yang bersangkutan.
ð Kegiatan bimbingan diatur menurut skala prioritas
yang juga ditentukan berdasarkan kebutuhan siswa dan kemampuan petugas.
ð Program itu dikembangkan berangsur-angsur melibatkan
semua tenaga pendidikan di sekolah dalam merencanakannya.
ð Program itu memiliki tujuan yang ideal, tetepi
realistik dalam pelaksanaannya.
ð Program itu mencerminkan komunikasi yang
berkesinambungan di antara semua anggota staf pelaksananya.
ð Menyediakan fasilitas yang diperlukan.
ð Penyusunan disesuaikan dengan program pendidikan di
lingkungan sekolah yang bersangkutan.
ð Memberikan kemungkinan pelayanan kepada semua siswa
sekolah yang bersangkutan.
ð Memperlihatkan peranan yang penting dalam
menghubungkan dan memadukan sekolah dengan masyarakat.
ð Berlangsung sejalan dengan proses penilaian diri,
baik mengenai program itu sendiri maupun kemajuan dari siswa yang dibimbing,
serta mengenai kemajuan pengetahuan, keterampilan dan sikap para petugas
pelaksananya.
ð Program itu menjamin keseimbangan dan kesinambungan
pelayanan bimbingan dalam hal berikut ini :
1)
Pelayanan
kelompok dan individual
2)
Pelayanan yang
diberikan oleh berbagai jenis petugas bimbingan.
3)
Penggunaan alat
pengukur yang objektif dan subjektif.
4)
Penelaahan
tentang siswa dan pemberian bimbingan.
5)
Pelayanan yang
diberikan dalam berbagai jenis bimbingan.
6)
Pemberian
bimbingan umum dan khusus.
7)
Pemberikan
bimbingan tentang berbagai program sekolah.
8)
Penggunaan
sumber-sumberdi dalam dan di luar sekolah.
9)
Kesempatan untuk
berpikir, merasakan, dan berbuat.
10) Kebutuhan individu dan kebutuhan masyarakat.
b.
Ruang Lingkup Program Bimbingan di Lingkungan
Sekolah
Dalam
melaksanakan bimbingan di lingkungan sekolah, perlu diperhatikan batas-batas
kemungkinan pelayanan, dalam arti bahwa pelaksanaannya itu tidak terlalu sempit
dan tidak terlalu luas sehingga meliputi hal-hal atau kegiatan-kegiatan yang
tidak perlu, tidak dapat atau tidak boleh dilakukan oleh petugas bimbingan di
sekolah.
3)
Keterampilan Layanan Bimbingan dengan Proses
Belajar-Mengajar
Keterpaduan layanan
bimbingan dengan Program Belajar-Mengajar di sini adalah guru menyampaikan
materi pelajaran di depan kelas, memberikan layanan bimbingan bagi siswa yang
dirasa bermasalah atau untuk mencegah agar siswa tidak mengalami masalah.
Perilaku siswa yang
merupakan indikasi penyimpangan di kalangan anak-anak, misalnya malas ke
sekolah, mengganggu siswa lain yang sedang belajar, membuat keributan,
menyontek pada waktu ulangan, pulang sebelum waktu belajar berakhir, bertindak
agresif, dan suka memukul. Tindakan-tindakan tersebut dapat dikatakan sebagai
perilaku tidak disiplin. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor-faktor inernal
maupun faktor eksternal.
Faktor internal adalah
faktor yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri. Penyebab dari faktor
ini di antaranya karena adanya kebutuhan yang tidak terpuaskan, kurang cerdas,
terlalu dimanjakan oleh orang tua, dan kelebihan energi.
Adapun faktor eksternal
adalah yang bersumber pada pengaruh luar, seperti pelajaran yang sulit
dipahami, cara guru mengajar kurang efektif, sikap guru yang keras, bahasa guru
sulit ditangkap, suara guru tidak jelas, lingkungan belajar tidak nyaman, dan
alat belajar tidak lengkap. Faktor-faktor tersebut dapat merugikan beberapa
pihak, bagi siswa mengakibatkan perkembangan pribadi kurang baik.
Adapun faktor-faktor psikologis dalam
transaksi belajar-mengajar di antaranya berdasarkan atas berikut ini :
a.
Penerimaan guru
terhadap siswa karena percaya diri dan mengakui keterbatasan siswanya.
b.
Rasa aman yang
didasari oleh rasa disenangi dan diterima oleh guru.
c.
Perbedaan
individual antara siswa dan cara guru- memberikan pelayanannya.
d.
Guru bertindak
melalui cara-cara yang demokratis di kelas.
e.
Sikap bersahabat
antara guru-siswa yang dilandasi oleh rasa kasih sayang yang murni (Oemar
Hamalih, 1992,115)
Faktor-faktor tersebut yang diharapkan dapat
diterapkan guru dalam melaksanakan proses Belajar-Mengajar di kelas sehingga
siswa diharapkan memperoleh maateri pelajaran dan sekaligus bimbingan
semaksimal mungkin.
Bimbingan mempunyai ciri-ciri berikut ini :
a.
Berupa suatu
proses yang berkesinambungan dan sistematis.
b.
Bantuan bukan
berupa paksaan
c.
Diberikan kepada
setiap individu.
d.
Bertujuan agar
individu berkembang optimal dalam mencapai pribadi mandiri.
e.
Menggunakan
pendekatan pribadi dengan berbagai teknik dan media.
f.
Dilakukan dalam
suasana asuhan dan normatif.
g.
Dilaksanakan
secara profesional.
Bimbingan
menempati bidang ketiga, yaitu bidang pelayanan dan pembinaan siswa, dengan
menggunakan pendekatan pribadi.
0 komentar:
Posting Komentar