A.
PERANAN BARANG
BEKAS, BAHAN, DAN PERALATAN SEDERHANA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Dalam berbagai proses
pembelajaran di tanah air kita, peranan guru terasa masih sangat dominan
walaupun sebagian dari mereka telah berupaya untuk menjadi fasilitator
disamping sebagai sumber informasi. Kenyataannya pengetahuan manusia sangat
terbatas sehingga kita perlu sumber-sumber informasi lainnya baik dalam belajar
maupun dalam membelajarkan orang lain. Oleh sebab itu pendekatan pembelajaran
yang dilakukan dalam menyajikan pelajaran perlu diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan dan pengharapan siswa dengan
menggunakan berbagai sumber informasi.
Dalam proses pembelajaran,
sering kali terjadi hambatan-hambatan, baik yang datang dari pihak guru maupun
siswa. Hambatan-hambatan tersebut secara langsung mempengaruhi suasana pembelajaran.
Salah satu hambatan yang sering kali muncul adalah ketika guru harus memvisualkan
suatu konsep atau ide. Dalam hal ini guru membutuhkan media pembelajaran sebagai
alat bantu mengajar karena pembahasan secara lisan tidak memuaskan siswa.
Apabila sekolah tidak dapat menyediakan media tersebut, guru dapat berupaya
membuatnya dari bahan-bahan yang sederhana.
Guru selalu dituntut
menegembangkan kreativitasnya agar materi bisa diterima dengan baik oleh siswa.
Kreativitas seorang guru bisa terlihat ketika ia mencoba memanfatkan
bahan-bahan sederhana yang bisa dijadikan suatu media di dalam mata pelajarannya.
Tetapi tentu kita juga harus ingat bahwa guru bukanlah makhluk superior dalam
segala hal, termasuk dalam menciptakan, mengembangkan dan menerapkan strategi
pemanfaatan bahan-bahan sederhana. Dalam batas-batas tertentu setiap guru memiliki keterbatasan yang sulit
diatasi atau dihindari. Misalnya, ketika guru berkeinginan memvisualkan suatu
ide, maka hambatan yang mungkin dihadapinya ialah:
1. Tidak mempunyai
ide tentang media apa yang harus dibuat untuk memudahkan siswa belajar.
2. Tidak mengerti
bahan apa yang harus digunakan untuk membuat media yang diinginkannya.
3. Bahan yang
dibutuhkan untuk membuat suatu media, tidak terdapat dilingkungannya.
4. Tidak mempunyai
cukup keterampilan untuk membuat suatu media.
Seorang guru minimal harus memilki 2 kompotensi yang terkait dengan
penggunaan media sederhana yaitu:
1. Kemampuan
menyeleksi media dari bahan-bahan sederhana yang telh tersedia secara tepat dan
relevan dengan program pelajaran.
2. Kemampuan untuk menyusun
sendiri dan menggunakan secara baik dan benar.
Keterbatasan yang sifatnya
individual ini pada dasarnya sangat manusiawi. Dengan segala keterbatasan yang
ada merupakan tanggung jawab guru untuk tetap mengoptimalkan pencapaian tujuan
pembelajaran.
Berikut ini adalah
rambu-rambu atau pedoman yang harus diperhatikan ketika kita ingin
mengembangkan media dari bahan-bahan sederhana:
1. Gunakan
bahan-bahan sederhana yang mudah diperoleh di sekitar lingkungan sekolah,
tempat tinggal guru dan siswa, ataupun bahan-bahan yang bisa diperoleh ditoko
atau pasar terdekat dan diusahakan agar bahan yang digunakan terjangkau
harganya oleh guru ataupun siswa.
2. Penggunaan media
yang dibuat guru hendaknya bisa meningkatkan perhatian dan pemahaman siswa
melalui pendengarannya. Penggunaaan media yang sesuai akan mengakibatkan siswa
menjadi lebih berminat dan mendengarkan setiap hal yang dikatakan oleh guru,
setidaknya proses mendengarkan perlu dijadikan perhatian khusus bagi setiap
guru dalam menyajikan bahan ajar agar informasi yang disampaikan memiliki
manfaat tersendiri bagi siswa. Dalam kaitannya dengan proses mendengarkan
setidaknya terdapat empat komponen terkait yaitu: hearing, attending,
understanding dan remembering. Hearing
merupakan kemampuan mendengarkan guru dari setiap siswa pada waktu pembelajaran
berlangsung. Komponen kedua adalah attending,
yaitu tentang mutu kemampuan siswa untuk mendengarkan pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Perhatian terhadap attending dimaksudkan agar siswa
memfokuskan perhatian dan perkiraannya terhadap materi pelajaran yang sedang
disajikan. Apabila kedua komponen diatas berfungsi dengan baik, maka siswa akan
mampu memahami (understanding) secara lebih seksama terhadap materi yang
diberikan. Mutu pemahaman yang muncul dari setiap siswa terhadap materi
pelajaran akan mempengaruhi mereka untuk mengingatnya (remembering). Materi
pelajaran yang diterima siswa akan tersimpan di daerah alam sadar peserta
didik. Kalau hal ini terjadi dengan baik, akan memberikan pengaruh yang positif
terhadap pola perilaku peserta didik selanjutnya.
3. Kembangkan
bahan-bahan yang bisa menciptakan siswa berfikir kritis, mengundang siswa
selalu ingin bertanya, ingin tahu, dan ingin mencari kebenaran. Media yang
tercipta diharapkan akan mendorong siswa untuk melakukan penilaian dan analisis
terhadap kredibilitas dan keabsahan materi pelajaran yang diterimanya.
Gambar 1.2. pembuktian daya
serap panas pada warna
(Sumber: Buku Belajar Aktif,
Pendidikan Keterampilan dan Teknologi untuk kelas. Penerbit PT. Gramedia,
Jakarta)
4. Gunakan
bahan-bahan yang bisa merujuk kepada upaya mendorong kemampuan siswa untuk
memahami dan mengingat secara tegas dan jelas meteri pemebelajaran yang
disajikan.
5. Membuat media
yang mampu memberikan kebersamaan bagi siswa degan kondisi yang menyenangkan
dalam mengikuti pelajaran.
6. Tugaskan mereka
mencatat atau menuliskan setiap hal yang ia dengar, amati selama guru
memanfaatkan media sederhana ciptaannya. Hal ini dilakukan agar daya ingat
siswa dapat digunakan lebih baik. Mendengar atau mengamati sambil mencatat
adalah lebih baik ketimbang siswa hanya sekedar mendengar tanpa adanya
aktifitas komunikasi tertulis. Hal itu perlu dilengkapi dengar pertimbangan dan
kemungkinan guru akan menghadapi berbagai kendala ketika menggunakan media yang
terbuat dari bahan-bahan sederhana. Kendala-kendala tersebut, misalnya:
a. Keterbatasan
waktu yang tersedia, dikaitkan dengan luasnnya materi pelajaran dan
sasaran/tujuan perkuliahan.
b. Keterbatasan
bahan-bahan sederhana yang dibutuhkan dan tidak ada bahan pengganti.
c. Ketidaktersediaan
alat-alat yang digunakan dalam membuat dan mengembangkan media.
d. Keterbatasan
kemampuan guru dengan menggunakan komunikasi lisan.
e. Lingkungan
belajar yang kurang memadai bagi siswa untuk menyimak penjelasan guru secara
lisan maupun ketika dia akan praktek atau demonstrasi.
f. Keterbatasan
perbendaharaan kata yang dikuasai oleh siswa sehingga mereka kurang mampu
mencerna penjelasan dari guru.
g. Latar belakang
dan tingkat kemampua siswa yang heterogen sehingga menambah beban guru selama
menjelasan materi pelajaran.
h. Banyak siswa
yang harus dibimbing oleh seorang guru dalam suatu waktu pelajaran, sehingga
bahan guru terlalu berat.
i.
Tidak adanya teman sejawat atau orang lain yang akan
diminta bantuan dalam segi teknis maupun pengembangan materi.
Baik media dari bahan
sederhana yang sudah tersedia maupun yang dibuat sendiri, semuannya harus
merupakan media pemebelajaran yang efektif bagi kegiatan belajar mengajar,
khususnya untuk mendorong dan memperkaya kegiatan belajar siswa. Lima hal yang
terkait dengan penetapan (pemilihan atau penulisan) media yang dibuat dari
bahan dari bahan sederhana adalah: memeliki keterkaitan yang jelas antara
tujuan dengan proses pembelajaran; materi yang tersaji, di dalam media tersebut
menyenangkan, memiliki daya tarik dan minat untuk dipelajari, dicoba, dan
dipraktekkan; berkaitan dengan kepentingan dan proses pembelajaran yang sedang
dilaksanakan; bahasa yang digunakan didalam media dan komunikasi lisan mudah
dipahami, runtut, sederhana, jelas tegas dan terarah; terjangkau oleh kemampuan
intelekual siswa.
B.
KETERKAITAN ANTARA
MEDIA BUATAN SENDIRI DAN MEDIA LAINNYA
Media yang dibuat guru dari
bahan sederhana dan murah tentu saja akan lebih menarik dan efektif jika
diiringi media lainnya yang lebih modern dan canggih. Ketika menjelaskan suatu
materi pelajaran didalam kelas, guru mungkin memerlukan media lainnya. Misalnya
saja, ketika guru menjelaskan berbagai bentuk daun tentu ia akan sukar
memperlihatkannya kepada semua siswa dalam saat bersamaan. Dalam hal ini guru
memerlukan OHP atau media proyeksi lainnya untuk menunjukkan secara lebih jelas
kepada semua siswa. Jadi, pemanfaatan media sederhana bisa saja membutuhkan
media lain untuk lebih mengefektifkan kemampuannya.
Untuk lebih mudah bagi guru
dalam mempertimbangkan kapan ia membutuhkan media lain, maka berikut ini adalah
beberapa pokok penting yang perlu diperhatikan.
1. Pada saat guru
menjelaskan pelajaran dengan menggunakan media sederhana yang berukuran kecil
di ruangan besar, maka OHP mungkin diperlukan. Media OHP beserta transparasinya
merupakan media proyeksi yang paling praktis untuk membesarkan objek dalam bentuk
bayangan.
2. Media cetak
seperti hand-out, synopsis, daftar bibiliografi yang terkait dengan materi
pelajaran dapat melengkapi media sederhana yang dibuat guru sebab guru kadang
kala merasa media buatannya kurang dapat menjelaskan sesuatu secara optimal. Dengan
memanfaatkan media cetak tersebut diharapkan materi yang diberikan guru bisa
dipahami siswa dengan lebih baik.
3. Papan tulis
ataupun whiteboard yang selalu tersedia di kelas bisa dimanfaatkan guru ketika
ia menggunakan media sederhana buatannya. Papan tulis sangat diperlukan dalam
rangka menunjang kegiatan pembelajaran yang sifatnya lebih sederhana dan
pemanfaatannya tidak memerlukan biaya tambahan.
Pemanfaatan media lain
selain media sederhana bertujuan untuk lebih mengoptimalkan dan meningkatkan
efisiensi proses pembelajaran. Para guru hendaknya lebih berhati-hati ketika
menggunakan media pendamping ini. Jangan sampai menggunakan media pendamping
daripada media sederhananya.
C.
PEMANFAATAN BARANG BEKAS, BAHAN DAN PERALATAN SEDERHANA
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Pemanfaatan barang bekas dan peralatan
sederhana sebagai media bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan. Sebelum
pendidikan modern hadir, para guru telah menggunakan berbagai media dan alat
peraga buatannya sendiri untuk menjelaskan materi pelajarannya. Para guru zaman
dulu mungkin lebih banyak memiliki kreativitas karena dipaksa oleh keadaan yang
masih serba terbatas. Mereka harus bekerja keras setiap saat supaya para
siswanya bisa belajar dan menyerap materi pelajaran semaksimal mungkin.
Namun banyak para guru di kota-kota
besar yang telah terlena dengan kemajuan teknologi yang digunakan dalam dunia
pendidikan. modern telah memudahkan mereka memecahkan berbagai masalah di dalam
proses belajar mengajar. Ketika dalam keadaan tertentu mereka harus jauh dari
media tersebut mereka menjadi bingung karena ketergantungan kepada media
modern. Mereka telah melupakan media yang dibuat dan dikembangkan dari
bahan-bahan sederhana di sekitar mereka. Media modern juga telah turut serta
mematikan kreativitas guru dan siswanya. Media modern hampir dapat dipastikan
telah menutup kemungkinan mereka untuk mengembangkan media bagi kepentingan
mereka sendiri. Media modern telah menjadikan mereka pasif dan kurang kreatif.
Kegiatan belajar ini akan berusaha
menggugah para guru bahwa media sederhana dari barang bekas dan peralatan
sederhana tetap dibutuhkan dan dapat berfungsi efektif, tidak kalah dengan
media modern, dan bisa menjadi lebih unggul jika penggunaannya tepat dan
sesuai.
Berdasarkan kesadaran tentang pentingnya
media sederhana yang terbuat dari bahan bekas yang terdapatbdisekitar
lingkungan guru dan siswa, kita dapat mencatat tiga tujuan pembuatan media
sederhana yang terkait satu dengan lainnya:
1. Membangun
komunikasi berbasis pendidikan kreatif. Pencapaian tujuan ini melibatkan para
siswa sedini mungkin dalam pengembangan dan penggunaan media sederhana dari
barang bekas dan peralatan sederhana untuk mengembangkan kemampuan
berimajinasi, serta mengembangkan keterampilannya sesuai dengan usia dan mata ajaran
yang dipelajarinya. Dengan
cara demikian guru mencoba memperkenalkan para siswa sedini mungkin pada
kondisi dan potensi lingkungannya. Disamping itu juga kegiatan ini bisa
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan eksplorasi di berbagai
bidang yang menyangkut pengetahuan, minat dan bakat melalui pengembangan media
sederhana yang dibuatnya.
2. Mengembangkan
berbagai alternatif media sederhana yang kreatif dan berkesinambungan
sedemikian rupa sehingga mampu membantu anak-anak didik tumbuh dan berkembang
menjadi pribadi yang kritis, kreatif, mandiri (otonom), dan peduli terhadap
orang lain dan lingkungan.
3. Mengembangan
jaringan kerja (network) para guru dan pendidik untuk menggalang kerja sama
dalam upaya mengembangkan berbagai media alternatif yang kreatif, sederhana dan
murah sebagai gerakan guru mandiri yang peduli lingkungan sekitar sekolah dan
masyarakat. Jaringan kerja ini bisa merupakan berbagai kegiatan yang melibatkan
guru, peserta didik, dan berbagai kelompok/institusi profesi lain atau
masyarakat secara umum. Kegiatan ini penting untuk menyebarluskan informasi dan
pemahaman tentang media sederhana yang telah mereka kembangkan, melakukan upaya
advokasi secara bersama dan penyediakan fasilitas bagi masyarakat umum yang
ingin ikut mengembangkan media sederhana.
a)
Beberapa program yang bisa dijadikan contoh
Jika
kita jeli melihat sekeliling kita maka kita dapat menemukan begitu banyak
sumber belajar yang bisa dimanfaatkan. Sekarang tergantung apakah kita bisa
mengembangkannya menjadi suatu media yang menarik, kreatif, dan mempermudah
proses belajar mengajar sehingga kita tidak akan kekurangan sumber belajar.
Guru yang kreatif akan menjadi begitu antusias melihat sumber belajar yang
tidak terhingga.
Sebelum
menentukan media sederhana yang akan dikembangkan dari barang bekas maka
rencanakanlah terlebih dulu program pengembangan yang dilakukan berdasarkan
garis-garis besar program pengajaran. Kemudian analisislah kematangan dan
kemampuan peserta didik yang akan mengikuti pelajaran. Amatilah lingkungan
sekolah dan rumah peserta untuk menemukan barang bekas yang bisa digunakan.
Membeli atau meminjam media sederrhana yang telah ada adalah jalan terakhir
guru jika lingkungan sekitar kurang mampu memberikan solusi yang tepat.
b) Sampah Kertas
Berbagai
macam sumber sampah dapat kita temukan di berbagai tempat di lingkungan kita.
Di rumah, di pasar, di restoran, di perkantoran, dan di sekolah adalah
tempat-tempat yang sering kita jumpai sampah. Kita bisa menemukan sampah
organik dan nonorganik. Semua bentuk sampah bisa kita temukan setiap harinya.
Arti sampah adalah sesuatu benda yang tidak berguna lagi. Sampah dapat
menimbulkan masalah yang bisa menggangu kesehatan, kebersihan, dan keindahan
lingkungan. Dari berbagai timbunan sampah yang kita lihat ternyata sampah
kertas lebih banyak jumlahnya daripada bentuk sampah lainnya. Kertas memang
merupakan bahan baku yang banyak ddigunakan untuk keperluan hidup manusia.
Berbagai media cetak, bungkus, kemasan produk, buku, dan sejumlah kegiatan
sosial ekonomi masyarakat menggunakan kertas untuk kepentingan mereka. Walaupun
sudah disebut sampah ternyata sampah kertas masih bisa dimanfaatkan untuk
berbagai hal. Para pemulung yang sering kita jumpai dijalan-jalan mengumpulkan
berbagai bentuk sampah kertas untuk dijual kepada penampung sampah dan dibawa
ke pabrik pengolahan sampah kertas. Hasilnya adalah produk kertas dalam
berbagai bentuk yang telah siap digunakan kembali oleh kita.
Bagi
guru dan pendidik, sampah jga bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan pendidikan.
Sampah kertas bisa dijadikan media yang sangat baik untuk menigkatkan kesadaran
lingkungan yang bersih dan sehat. Siswa bisa diajarkan tentang bagaimana sampah
bisa menurunkan kualitas dan merusak lingkungan hidupnya. Di samping itu siswa
juga diajarkan bagaimana memanfaatkan kertas sebagai medium pembelajaran
mereka, sampah kertas bisa dijadikan kertas alternatif yang unik dan bernilai seni. Sampah kertas
bisa menjadi lebih menarik dan berguna jika pengalahannya mencampurkan atau
memaduakan limbah alami atau komponen lainnya yang juga telah menjadi sampah.
1. Membuat
barang-barang berguna
Berbagai cara pengolahan sampah kertas bisa bermacam-macam. Sampah
kertas bisa diolah dahulu menjadi bubur kertas yang kemudian dijadikan bentuk
barang baru. Sampah kertas juga bisa dimanfaatkan tanpa harus diolah menjadi
bubur kertas tetapi langsung dirancang dan diolah dalam beragam aplikasi
kebutuhan manusia seperti kertas surat, amplop, hiasan dinding dan banyak lagi.
Bila seorang siswa diajarkan tentang cara membuat sebuah amplop maka ia akan
belajar mengenal dan menggunakan berbagai alat dan bahan seperti: pisau potong,
penggaris, lurus, gunting kertas, penggaris siku, penggaris lurus, pensil, penghapus,
penjepit, karton tebal, lem kertas, mika/kaca dan sebagainya. Ia juga akan
belajar memotong, mengukur, mengaris, membuat lingkaran, membuat lubang,
menyambung, menjiplak, melipat, memadukan berbagai unsure agar barang yang
dibuatnya menjadi lebih menarik dan indah, dan sebagainya. Ia juga bisa belajar
tentang seni mewarnai, memilih hiasan yang sesuai, menciptakan sesuatu model
dari hasil pemikiran. Begitu banyak keterampilan yang akan diperolehnya hanya dari
kertas sampah.
2. Membuat
wajah di bulan
Guru juga dapat membuat media sederhana dari limbah kertas koran, misalnya
membuat hiasan dalam bentuk wajah dibulan. Wajah dibulan atau bentuk/gambar lainnya
dapat dipakai sebagai hiasan.
Berikut adalah cara membuatnya:
a.
Bahan
yang diperlukan:
1)
Kertas
Koran
2)
Lem
kertas dari sagu
3)
Cat
air
4)
Kertas
b.
Cara
membuatnya
Rendamlah kertas koran dalam air untuk beberapa saat hingga koran tersebut
menjadi gembur (gampang hancur). Kemudian tumbuklah koran tersebut menjadi
bubur kertas. Lalu aduklah bubur kertas tersebut dengan lem dari sagu.Sekarang
bubur kertas telah menjadi adonan yang siap dibentuk. Wajah di bulan dibuat
dengan menempelkan bubur kertas ke atas karton. Selanjutnya diberi warna sesuai
selera dengan menggunakan cat air.
Gambar 1.1. Wajah bulan
c) Bermain dengan Magnet
Magnet
merupakan benda yang berguna dalam kehidupan kita. Daya yang terjadi di antara
magnet-magnet disebut magnetisme. Magnetisme adalah kekuatan alam yang luar
biasa. Magnetisme ada di sekitar kita dan digunakan setiap hari. Ada aneka
bentuk dan ukuran magnet. Magnet digunakan pada telepon, pesawat televisi,
radio, dan barang-barang elektronik lainnya. Magnet dapat menggerakkan
mesin-mesin besar, menunjukkan arah utara dan menimbulkan daya listrik. Dengan
magnet guru dapat menunjukkan berbagai hal yang menarik pada siswa. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan magnet.
1.
Membuat
kompas
a. Bahan yang
dibutuhkan:baskom/piring cekkung berisi air, jarum jahit, gabus, magnet.
b. Cara membuat
F
mengisi
panci dengan air hingga setengah penuh
F
memukul-mukul
dan menggosok jarum dengan magnet (pukulan selalu searah)
F
menancapkan
jarum secara mendatar pada gabus yang mengambang di air.
F
setelah
air tenang maka jarum akan mencari arah kutub utara dan selatan.
Kegiatan seperti diatas
siswa diajak untuk berfikir mengenai kejadian alam yang terjadi disekitar
mereka. Dalam percobaan siswa bebagai imajinasi, ide dan gagasan.
2.
Membuat
magnet buatan
a.
Bahan
yang dibutuhkan:
1)
Baut
besar dengan murnya.
2)
Kabel
dan kawat berisolasi
3)
Dua
buah batu baterai
4)
Saklar
b.
Cara
membuatnya:
Lilitkan kabel pada baut
dengan rapi sehingga membuat beberapa lapis lilitan. Sisakan ujung kabel
sehingga terdapat dua ujung. Sementara itu susunlah dua buah baterai (kita
namakan saja baterai A dan B) dengan susunan seperti kereta api dan tempelkan
ujung positif (kepala baterai) pada
baterai B. Pada saat ujung kabel
menempel pada baterai maka baut telah menjadi magnet listrik. Dekatkan
benda-benda yang terbuat dari besi, seperti misalnya paku, jarum dan lain-lain.
Mintalah siswa untuk mengamati apa yang terjadi. Lepaskan salah satu ujung kabel,
mintalah siswa mengomentari apa yang dilihatnya. Dengan demikian kita telah
membuat siswa aktif dalam belajarnya.
Media
pendidikan ternyata sangat beragam. Dari yang sangat sederhana, yang dipungut
dari barang bekas sampai yang canggih, hasil buatan atau produksi pabrik khusus
yang mendesain alat permainan untuk anak. Untuk bisa memiliki secara cepat
media sederhana dari bahan-bahan bekas, maka sebaiknya kita menggunakan pedoman
berikut ini.
1.
Pilihlah media yang bisa dibuat sendiri
oleh siswa atau sekelompok siswa.
Dengan
demikian mereka bukan hanya belajar tentang meteri pelajaran tetapi juga
belajar hal lain yang berkaitan dengan kemampuan motorik, berkomunikasi dengan
lingkungan hidupnya, lingkungan sosialnya serta dengan dirinya sendiri. Jika
guru pandai memanfaatkan bahan dan barang bekas maka itu berarti ia juga
mengajarkan siswanya belajar mengerti, memahami, memanfaatkan, dan melestarikan
lingkungan alam dan sekitar. Dengan memanfaatkan berbagai bahan-bahan sederhana
guru juga akan berhasil mengembangkan fantasi, daya imajinasi dan krearivitas
siswanya.
2.
Kembangkan media yang berfungsi sebagai
media untuk kelompok. Hal ini penting mengingat mereka masih memerlukan
bimbingan dalam bersosialisasi dengan sesama teman dan seusia.
3.
Ciptakan media yang bisa meningkatkan
konsentrasi siswa, misalnya dengan menggunakan bahan warna-warni, cairan yang
diberi warna, berbagai bentu yang menarik dan penuh imajinatif, atau
mengonstruksi suatu benda tertentu dan sebagainya. Namun guru juga harus
hati-hati dalam membimbing mereka agar fantasinya tetap ke dalam bentuk
gambaran yang konkret. Guru sebaiknya tidak membiarkan para siswa berfantasi
tanpa arah yang jelas sebab hal ini dapat mengakibatkan konfabulasi dalam
proses berpikir anak.
4.
Pemainan untuk siswa sekolah dasar sangat
banyak variasinya. Dari yang sederhana sampai yang sukar atau yang mampu
meningkatkan daya pikir siswa. Kegiatan untuk anak sekolah dasar kelas1 dan 2
tidak perlu terlalu terpolakan dengan penuh masalah dan kerumitan. Pedoman
utama ialah sebanyak mungkin semua kegiatan dikerjakan dan diciptakan siswa
tanpa terlalu campur tangan guru. Berikan cukup waktu untuk mereka dalam
mengeksplorasi persoalan. Lakukan interaksi yang berarti dan berikan komentar
apa adanya. Jika guru ingin memberikan pujian maka pujian dengan
sungguh-sungguh.
D. JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN SEDERHANA
1.
Gambar
atau foto adalah media pembelajaran yang sering digunakan. Media ini merupakan
sarana yang umum, dapat dimengerti dan dinikmati oleh semua orang dimana-mana.
Berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera
penglihatan.
2.
Sketsa
adalah gambar sederhana yang melukiskan bagian-bagian pokok tanpa detail.
3.
Diagram
adalah gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan symbol. diagram
menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar serta menunjukkan
hubungan yang ada antarkomponen.
4.
Bagan
berfungsi menyajikan ide-ide atau
konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara terulis atau lisan.
Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu
presentasi.
5.
Grafik
adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Untuk
melengkapinya, seringkali simbol-simbol verbal digunakan.
6.
Poster
adalah media yang diharapkan mampu mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku
orang yang melihatnya.
7.
Peta
berfungsi untuk menyajikan data lokasi. Peta adalah gambaran permukaan bumi
pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi.
8.
Globe
adalah tiruan bola bumi dalam bentuk kecil. Kedudukan globe miring 661/2
terhadap bidang datar tempat globe, sebagaimana kedudukan bumi yang
miring 66,5 terhadap bidang ekliptika.
9.
Salah
satu media peyajian untuk pembelajaran
yang sering digunakan adalah papan tulis dan white board.
10.
Papan
flanel (flannel board) merupakan media visual yang efektif untuk menyajikan
pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula, di antaranya kepada sasaran didik.
11.
Papan
buletin dan papan magnetik, fungsinya menerangkan sesuatu, dan memberitahukan
kejadian dalam waktu tertentu.
12.
Flip chart adalah lembaran kertas berisikan bahan pelajaran yang
tersusun rapi dan baik. Penggunaan media flip
chat adalah salah satu cara guru dalam menghemat waktunya untuk menulis di
papan tulis.
13.
Akuarium
berarti sebuah wadah air, tetapi secara umum diartikan sebagai wadah atau
tempat untuk memelihara berbagai jenis komunitas kehidupan dalam air, seperti
ikan, amphibi, tanaman air, moluska, koral, dan berbagai jenis invertebrata
lainnya.
14.
Bangun
ruang adalah bangun matematika yang mempunyai isi atau pun volume.
15.
Diorama
adalah gambaran kejadian, baik yang mempunyai nilai sejarah ataupun tidak,
disajikan dalam bentuk mini atau kecil.
Herbarium adalah
koleksi (contoh) tumbuhan yang telah dikeringkan atau diawetkan, diklarifiasi,
dan direkatkan pada kertas dengan keterangan tertentu.
1 komentar:
Informasi yang sangat bagus dan berguna. Guru yang kreatif itu akan tinggalkan cara mengajar yang biasa saja, beralihlah ke pembelajaran dengan media kreatif
Posting Komentar